REPRODUKSI IKAN GUPPY DAN CUPANG DENGAN PENGAMATAN HISTOLOGI MENGGUNAKAN METODE ASETOKARMIN
Aan Pratama
1114111001
ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui struktur morfologis dan histologis gonad ikan guppy dan cupang. Struktur morfologis gonad jantan dan betina dideskripsikan berdasarkan ukuran, keadaan permukaan,warna dan tingkat kepenuhan dalam abdomen. Struktur histologis gonad jantan dicirikan dengan adanyaspermatosit, spermatid dan spermatofor dengan metode pewarnaan asetokarmin, sedangkan gonadbetina dideskripsikan berdasarkan perkembangan oosit, keadaan nukleus, dan deposit kuning telur denganmetode pewarnaan asetokarmin. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara morfologis testes berwarna putih kecoklatan, permukaan halus, sedangkan ovarium berwarnaputih, abu-abu sampai merah tua, permukaan halus sampai kasar.Secara histologis, pada testes terlihat adanya spermatosit, spermatid, dan spermatozoa yang terbungkusdalam spermatofor, sedangkan pada ovarium terlihat adanya oosit yang berada pada stadia awal sampai berkembang.Pada praktikum ini untuk pengamatan bentuk gonad digunakan ikan guppy dan ikan cupang. Praktikum ini dilakukan pada tanggal 29 April 2013 di Laboratorium Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
kata kunci : asetokarmin, gonad ikan guppy, gonad ikan cupang, spermatozoa.
I. PENDAHULUAN
Teknik pembedaan jenis kelamin antara lain dapat dilakukan dengan pemeriksaan ciri-ciri kelamin dan pemerikasaan gonad. Identifikasi gonad untuk ikan dewasa relatif mudah dilakukan karena ukuran gonad yang cukup besar. Namun pada ikan muda yang ukuran gonadnya kecil biasanya harus melalui metoda khusus
Salah satu teknik dalam pemeriksaan gonad ikan-ikan kecil yaitu dengan pewarnaan gonad dengan menggunakan larutan asetokarmin. Asetokarmin adalah larutan pewarna yang digunakan untuk mewarnai gonad untuk pemeriksaan dengan mikroskop. Metoda ini memiliki beberapa kelebihan antarra lain, praktis, mudah, dan cepat pengerjaannya, tidak perlu peralatan khusus, dan relatif mudah. Oleh karena itu pemahaman dan penguasaan dalam keterampilan pemeriksaan gonad metoda asetokarmin sangat diperlukan.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dari gonad ikan baik jantan maupun betina secara primer.
II. TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian Asetokarmin
Asetokarmin merupakan salah satu modifikasi teknik pewarnaan yang paling populer terutama dalam bidang sitogenetika untuk penelaahan kromosom (Gunarso, 1989). Pewarna asetokarmin terdiri dari bubuk karmin dan asam asetat 45%. Karmin merupakan zat warna yang terbuat dari eksrak kochinil yang merupakan hasil gerusan serangga Coccus cacti yang dikeringkan (Gunarso, 1989). Identifikasi gonad dengan larutan asetokarmin dibuat hanya dilakukan untuk tujuan penelitian atau mencari data awal (Zairin Jr., 2002).
b. Fungsi Asetokarmin
Larutan asetokarmin berfungsi sebagai pewarna yang digunakan untuk mewarnai jaringan pada gonad ikan. Karena asetokarmin berwarna merah terang. Sehingga mempermudah mengamati jaringan gonad ikan.
c. Histologi Ikan Cupang dan Ikan Guppy
Gonad jantan pada ikan B. splendens(ikan cupang) memiliki bentuk yang lebih kecil dan halus serta terlihat letak sperma yang menyebar dalam jumlah yang banyak. Gonad jantan didominasi oleh jaringan ikat dan terdapat tubulus seminifer. Berbeda dengan gonad betina yang memiliki bentuk bulat dan oval dengan inti di tengahnya, dalam lamella terdapat septa sebagai penunjang, sitoplasma lebih tebal dan terdapat beberapa nukleus. Memiliki ukuran gonad lebih besar dari gonad jantan. Pada ikan dari genus Poeciliata(ikan guppy) terdapat kesamaan ciri (Jatilaksono, 2008).
III. METODOLOGI
a. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 29 April 2013 pada hari senin pukul 15.00-17.00 di Laboratorium Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
b. Alat dan Bahan
Pada praktikum ini digunakan alat dan bahan seperti, mikroskop, alat bedah ikan (guppy dan cupang), larutan asetokarmin, albumin, tissue, gelas obyek dan gelas penutup, pipet tetes.
c. Metode Kerja
1. Pembuatan Larutan Asetokarmin
• Larutan 0,6 bubuk karmin dalam 100 ml asam asetat glacial 45%
• Didihkan selam 2-4 menit kemudian didinginkan.
• Stealah dingin larutan disaring mengguanakn kertas saring untuk memiosahkan partikel kasarnya.
• Simpan larutan dalam botl yang ditutup rapat dan simpan pada suhu ruang.
2. Pemeriksaan Gonad
• Ambil ikan kemudian bedah.
• Isi perut diangkat gonad yang terletak dibawahnya terlihat.
• Letakkan gonad diatas gelas obyek yang telah diolesi albumin.
• Beri larutan asetokarmin 2-3 tetes.
• Cincang gonad dengan pisau skapel sampai halus kemudian tutp dengan gelas penutup.
• Gonad siap diamati dibawah mikroskop.
IV. PEMBAHASAN
Karakteristik gonad jantan dan betina sangat berbeda. Gonad jantan memiliki ukuran kecil, berwarna putih susu, dan berpasangan. Gonad betina agak mirip gonad jantan, tetapi berwarna agak kekuningan dan diselubungi lemak. Bentuknya relatif hampir sama untuk semua jenis ikan. Kadang-kadang di dalam gonad yang sama dapat dijumpai sekaligus bakal testis dan bakal ovari. Dengan pewarnaan asetokarmin, sel bakal sperma tampak berupa titik-titik kecil berjumlah banyak. Sel bakal telur tampak berbentuk bulatan besar dan bagian inti berada ditengah dengan warna lebih pucat dikelilingi sitoplasma yang berwarna merah.
Teknik pembedaan jenis kelamin dapat dilakukan dengan pewarnaan gonad menggunakan larutan asetokarmin. Larutan ini berfungsi untuk memudahkan identifikasi gonad ikan. Metoda ini memiliki beberapa kelebihan antara lain praktis, mudah, tidak perlu peralatan khusus dan relatif murah. Identifikasi gonad untuk ikan dewasa dapat dilakukan dengan mudah karena ukuran gonad yang relatif besar, namun untuk ikan kecil biasanya harus melalui metoda khusus. Penentuan jenis kelamin dipengaruhi oleh dua faktor yaitu lingkungan dan genetis.Acetokarmin merupakan salah satu modifikasi teknik pewarnaan yang digunakan untuk mewarnai gonad untuk pemeriksaan dengan mikroskop. Metode ini memilik beberapa kelebihan antara lain, praktis, mudah dan cepat pengerjaannya, tidak perlu peralatan khusus dan relative mudah.(Anonim,2011). Dalam metode ini, gonad ikan diambil untuk diperiksa. Setelah gonad terambil, maka dicacah dan ditetesi 2-3 tetes asetokarmin yang diletakkan di objek glass. Setelah dicacah ditutup cover glass dan diamati dibawah mikroskop.
Pada praktikum ini terdapat kendala seperti tidak teridentifikasinya gonad baik jantan maupun betina dikarenakan pewarnaan pewarnaan yang kurang tepat serta mikroskop yang ada dilaboratorium yang tidak dapat digunakan secara maksimal dikarenakan cuaca yang pada saat praktikum hujan sehingga tidak terdapat cahaya matahari yang akan digunakan untuk pengamatan dengan mikroskop cahaya. Dan juga tingkat kesulitan dalam menemukan gonad ikan yang ukurannya kecil, karena gonad ikan kecil relatif kecil sehingga sulit untuk diambil. Kelemahan metode asetokarmin ini yaitu ikan yang diambil gonadnya harus dimatikan (Zairin Jr., 2002).
Pada gambar yang diperoleh menunjukan bahwa pada gonad jantan memiliki bentuk yang lebih kecil dan halus serta terlihat letak sperma yang menyebar dalam jumlah yang banyak. Berbeda dengan gonad betina yang memiliki bentuk bulat besar dengan inti di dalam. Pengamatan gonad yang dilakukan oleh praktikan tidak berbeda jauh dengan gambar gonad pada literatur. Syandri dalam jatilaksono (2008) memaparkan yaitu bahwa gonad betina atau ovarium berbentuk bulat dan oval, dalam lamella terdapat septa sebagai penunjang, sitoplasma lebih tebal dan terdapat beberapa nukleus. Memiliki ukuran gonad lebih besar dari gonad jantan. Sedangkan gonad jantan didominasi jaringan ikat dan terdapat tubulus seminifer.
Histology gonad jantan Cupang histology gonad betina Cupang
Keterangan :
1. Spermatozoa
2. Nucleus
3. Sitoplasma.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pengamatan histologi gonad jantan dan betina menggunakan larutan asetokarmin cukup berhasil dalam artian praktikan mampu membedakan gonad jantan dan betina dengan metode asetokarmin.
Saran yang ingin disampaikan oleh praktikan adalah kedisiplinan praktikan dalam melaksanakan praktikum harus lebih ditingkatkan, kemudian asisten dosen harus menyiapkan larutan minyak cengkeh untuk proses anastesi ikan agar tidak terus-terusan menyiksa ikan ketika dibedah.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarso, Wisnu. 1989. Mikroteknik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor.
Jatilaksono M. 2008. Pemeriksaan Gonad Ikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Junior, Z. M. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan atau Betina. Depok: Penebar Swadaya.
Zairin Jr., M. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan atau Betina. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar