USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Penerapan Teknologi Bioflok pada Budidaya Ikan Patin
(Pangasius sp.) dengan Kepadatan
Penebaran Tinggi
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Aan Pratama 1114111001 (angkatan 2011)
Acib Saputra Dwi Yuda 1114111002 (angkatan 2011)
Maryani 1114111032 (angkatan 2011)
Diah Permatasari 1314111018 (angkatan
2013)
|
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
|
PENGESAHAN
PKM-KEWIRAUSAHAAN
1.
Judul Kegiatan :
Penerapan Teknologi Bioflok pada Budidaya Ikan Patin (Pangasius Sp.) dengan Kepadatan Penebaran Tinggi
2.
Bidang Kegiatan :
PKM-P
3.
Ketua Pelaksana Kegiatan
a.
Nama Lengkap :
Aan Pratama
b.
NPM :
1114111001
c.
Jurusan :
Budidaya Perairan
d.
Universitas :
Lampung
e. Alamat
Rumah dan NoTel./HP : Desa Cempaka
Nuban, Kec. Batanghari Nuban, Lampung
Timur/ 08976101079
f.
Alamat email :
pratamaaan222@yahoo.com
4.
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis :3 (tiga) orang
5.
Dosen Pendamping
a. Nama
Lengkap dan Gelar : Dr.
Supono, S.Pi., M.Si
b. NIDN :
0002107003
c.
Alamat Rumah dan No Tel./HP :
Taman Palem Permai Blok F No. 14
Hajimena, Natar
6.
Biaya Kegiatan Total :
Rp 12.170.000
7.
Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Bandar
Lampung, 5 Maret 2015
Menyetujui
Wakil Dekan III Fakultas Pertanian
Ketua Pelaksana Kegiatan
( Ir. Syahrio
Tantalo YS, M.P.) ( Aan Pratama)
NIP.
19610606198603 1 004
NPM.1114111001
Wakil
Rektor Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
(Prof. Dr.
Sunarto, S.H., M.H) (Dr. Supono, S.Pi., M.Si
NIP.
195411121986031003
NIDN. 0002107003
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................
iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................
iv
RINGKASAN............................................................................................
v
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................
1
1.1 Latar
Belakang................................................................................
1
1.2 Perumusan
Masalah........................................................................
2
1.3 Tujuan.............................................................................................
2
1.4 Luaran yang
Diharapkan.................................................................
2
1.5 Kegunaan ....................................................................................... 2
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
2
BAB 3. METODE
PENELITIAN ............................................................ 4
3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................
4
3.2 Metode Penelitian...........................................................................
4
3.3 Parameter Pengamatan....................................................................
5
3.4 Prosedur Pengambilan Data............................................................
5
3.5 Analisis Data.................................................................................... 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN....................................... 7
4.1
Anggaran Biaya..............................................................................
7
4.2
Jadwal Kegiatan.............................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
8
LAMPIRAN 1..........................................................................................
11
LAMPIRAN 2..........................................................................................
16
LAMPIRAN 3..........................................................................................
18
LAMPIRAN 4..........................................................................................
19
DAFTAR
TABEL
Tabel 1........................................................................................................
3
iv
|
RINGKASAN
Bertambahnya
permintaan akan konsumsi ikan patin di masyarakat menyebabkan banyak
pembudidaya menerapkan sistem budidaya intensif dengan densitas yang tinggi.
Penerapan budidaya dengan sistem intensif akan meningkatkan penggunaan pakan
pelet yang banyak yang cenderung dapat meningkatkan jumlah amonia terlarut
dalam kolam budidaya. Keberadaan amonia yang tinggi dalam kolam dapat menimbulkan
masalah serius bagi para pembudidaya karena amonia bersifat toxic bagi ikan sehingga dapat
menyebabkan kematian yang berujung pada kerugian. Teknologi bioflok adalah salah satu alternatif yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Prinsip
kerjanya adalah dengan mengontrol nitrogen anorganik dengan cara penambahan
karbon organik yang akan meningkatkan rasio C/N terlarut dalam perairan untuk
menumbuhkan bakteri heterotrof dalam kolam. Kumpulan dari bakteri heterotrof
tersebut akan membentuk flok bersama dengan mikroba yang lain sehingga flok
yang terbentuk dapat dimanfaatkan ikan sebagai pakan tambahan yang mengandung
protein yang baik untuk pertumbuhan ikan.
Penelitian
ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penerapan sistem bioflok terhadap
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan patin pada budidaya super intensif dengan
padat tebar yang tinggi. Ikan yang digunakan adalah ikan patin (Pangasius sp.) yang berasal dari Desa
Tanggul Rejo, Lampung Tengah yang dipelihara pada kolam terpal bulat dengan diameter
2 m dan tinggi 1 m sebanyak 6 kolam selama 3 bulan masa pemeliharaan. Metode
yang digunakan adalah dengan memberikan 2 perlakuan yaitu budidaya dengan
teknologi bioflok dan budidaya tanpa penerapan teknologi bioflok. Masing-masing
perlakuan dilakukan 3 kali ulangan untuk mendapatkan hasil yang baik. Untuk
teknologi bioflok, metodenya adalah dengan menambahkan unsur C yang terkandung
dalam molase, gula atau tepung terigu yang mengikat unsur N dalam kolam sehingga
dapat menumbuhkan bakteri heterotrof yang dapat membentuk flok. Jumlah C/N yang
dibutuhkan berkisar antara 1:15 - 1:20, artinya terdapat 1 molekul karbon
disetiap 15 atau 20 molekul nitrogen. Selain jumlah C/N yang harus sesuai, pada
kolam budidaya juga perlu dilengkapi dengan aerasi agar jumlah oksigen terlarut
dalam kolam terpenuhi. Selain itu fungsi aerasi adalah untuk mengaduk
partikel-partikel seperti sisa pakan dan feses
agar tidak mengendap di dasar kolam. Setelah 3 bulan pemeliharaan, ikan
kemudian dihitung tingkat kelulushidupan dan pertumbuhannya pada masing-masing
kolam. Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kelulushidupan
dan pertumbuhan ikan patin (Pangasius sp.)
dengan kepadatan penebaran tinggi pada budidaya super intensif.
v
|
1
|
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan makanan semakin lama
semakin bertambah seperti halnya kebutuhan terhadap bahan makanan seperti ikan.
Kebutuhan ikan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan pasokan
ikan di pasaran berkurang, yang artinya jumlah permintaan di pasar pun semakin
bertambah. Ikan patin merupakan salah satu ikan air tawar yang digemari
masyarakat Indonesia. Khususnya di propinsi Lampung, ikan patin banyak
dibudidayakan di Kabupaten Lampung Tengah yang menjadikan daerah ini sebagai
salah satu produsen ikan patin terbesar di Lampung sehingga sangat berpotensi
untuk dikembangkan menjadi sentra budidaya ikan patin di Propinsi Lampung.
Besarnya permintaan pasar terhadap ikan patin, mendorong pembudidaya
meningkatkan produktivitas kolamnya. Para pembudidaya banyak yang menerapkan sistem
budidaya intensif sebagai upaya pemenuhan permintaan ikan di pasaran dengan
cepat dan dalam jumlah yang banyak.
Sistem budidaya intensif berarti
melakukan pemeliharaan ikan dengan kepadatan tinggi, pemberian pakan
berkualitas atau berprotein tinggi serta manajemen kualitas air yang baik
(Ebeling et al., 2006). Peningkatan
jumlah pakan tinggi protein pada budidaya intensif dapat menyebabkan penurunan kualitas
perairan budidaya. Menurut Avnimelech (2009), dari total pakan yang diberikan
hanya sekitar 20-25% protein dalam pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ikan,
sisanya akan diekskresikan dalam bentuk amonia dan dibuang dalam feses yang kemudian akan terdekomposisi.
Teknologi bioflok
adalah salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut. Prinsip kerjanya
adalah dengan mengontrol nitrogen anorganik dengan cara penambahan karbon
organik yang akan meningkatkan rasio C/N terlarut dalam perairan untuk
menumbuhkan bakteri heterotrof dalam kolam. Kumpulan dari bakteri heterotrof
tersebut akan membentuk flok bersama dengan mikroba yang lain sehingga flok
yang terbentuk dapat dimanfaatkan ikan sebagai pakan tambahan yang mengandung
protein yang baik untuk pertumbuhan ikan.
Penelitian tentang
teknologi bioflok selama ini masih di sekitaran budidaya udang vanamei, ikan
nila dan ikan lele, sedangkan untuk budidaya jenis ikan air tawar lainnya belum
ada penelitian lanjutan terkait teknologi ini. Oleh karena itu dalam penelitian
ini akan mencoba menerapkan teknologi bioflok pada budidaya ikan patin sebagai
komoditas air tawar yang banyak digemari oleh masyrakat. Patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar asli Indonesia yang
tersebar di sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan. Daging ikan patin
memiliki kandungan kalori dan protein yang cukup tinggi, rasa dagingnya khas, lezat
dan gurih sehingga digemari oleh masyarakat. Ikan patin dinilai lebih aman
untuk kesehatan karena kadar kolesterolnya rendah dibandingkan dengan daging
hewan ternak. Selain itu ikan patin memiliki beberapa kelebihan lain, yaitu ukuran
per individunya besar
2
|
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana cara
menerapkan teknologi bioflok pada budidaya ikan patin dengan kepadatan penebaran
yang tinggi.
2.
Bagaimana pengaruh
penerapan teknologi bioflok pada budidaya ikan patin terhadap pertumbuhan dan
hasil panen.
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Mempelajari teknologi bioflok pada budidaya ikan patin
dengan kepadatan penebaran yang tinggi.
2.
Mempelajari pengaruh penerapan sistem bioflok terhadap nilai
pertumbuhan, kelangsungan hidup dan hasil panen pada budidaya ikan patin.
1.4 Luaran yang diharapkan
Luaran yang
diharapkan dari penelitian ini adalah keberhasilan penerapan teknologi bioflok
pada budidaya ikan patin dengan kepadatan penebaran tinggi dengan melihat nilai
kelulushidupan (SR) dan pertumbuhan (SGR) yang tinggi serta parameter
kualitas air yang baik. Selain itu penelitian ini diharapkan mampu menjadi
gambaran atau terobosan baru bagi para pembudidaya ikan khususnya ikan patin
untuk dapat meningkatkan produksinya dengan penerapan teknologi bioflok pada
kegiatan budidaya yang dilakukan.
1.5 Kegunaan
Kegunaan dari
penelitian ini adalah untuk memberikan informasi baru mengenai penerapan
teknologi bioflok pada komoditas ikan air tawar yang berbeda dan juga sebagai
gambaran atau rujukan bagi para pembudidaya ikan untuk dapat menerapkan
teknologi bioflok pada budidaya yang dilakukan agar produksinya meningkat
dengan biaya produksi yang relatif kecil.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan patin
(Pangasius sp.) adalah salah satu ikan asli perairan Indonesia yang
telah berhasil didomestikasi. Jenis–jenis ikan patin di Indonesia sangat
banyak, antara lain Pangasius jambal, Pangasius humeralis, Pangasius
lithostoma, Pangasius
nasutus, pangasius polyuranodon, Pangasius niewenhuisii.
3
|
Filum : Chordata
Klas : Pisces
Ordo : Siluriformes
Famili : Panfasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius djambal dan P.
hypophthalmus
Teknologi
bioflok merupakan teknologi budidaya yang didasarkan pada prinsip asimilasi
nitrogen anorganik (amonia, nitrit dan nitrat) oleh komunitas mikroba (bakteri
heterotrof) yang kemudian membentuk flok, bakteri filamen, mikroalga
(fitoplankton), protozoa, bahan organik
serta pemakan bakteri (De Schryver et al.,
2008; Hargreaves, 2006; Avnimelech, 2007) dan dapat mencapai ukuran hingga 1000
µm (De Schryver et al., 2008). C/N
rasio optimal untuk produksi bakteri heterotrof berkisar
antara 12-15 g : 1 g.
Bioflok
kemudian dimanfaatkan sebagai pakan ikan
sehingga dapat mengurangi kebutuhan protein pakan
(Avnimelech, 1999).
Beberapa faktor kunci pengembangan
sistem heterotrof dalam budidaya yaitu: (1) padat tebar tinggi, (2) aerasi
cukup untuk mempertahankan pencampuran (mixing) air, dan (3) input bahan
organik yang tinggi yang akan dimanfaatkan sebagai sumber makanan oleh ikan dan
bakteri, serta dapat menciptakan keseimbangan nutrien yang dibutuhkan bakteri
seperti karbon dan nitrogen (McIntosh, 2000). Sumber karbon organik yang akan
ditambahkan berupa molase (Schneider et
al., 2006).
Molase telah dimanfaatkan secara luas
sebagai sumber karbon untuk proses denitrifikasi, fermentasi anaerob, konversi
limbah hingga kegiatan akuakultur (Quan et
al., 2005; Schneider et al.,
2006).
Komposisi kimia molase dapat dilihat pada Tabel 1.
Table 1. komposisi kimia molase
Komponen Kisaran (%) Rata-rata (%)
|
Air 17-25 20
Sukrosa
30-40 35
Glukosa
4-9 7
Fruktosa
5-12 9
Gula pereduksi
1-5 3
Karbohidrat lain 2-5 4
Abu
7-25 25
Komponen nitrogen 2-6 4,5
Asam bukan nitrogen 2-8 5
Wax, steroid, dan fosfolipid 0,1-1 0,4
|
Sumber: Paturau (1982)
4
|
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian
ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai pada minggu pertama di bulan ke dua
setelah dana hibah PKM cair. Pemeliharaan ikan dilakukan di laboratorium basah
gedung K Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolam terpal bulat
sebanyak 6 buah, aerator, thermometer, DO meter, spektrofotometer, kertas
saring whatman, parafilm, serokan, ember, selang, karung plastik, pipa.
Sedangkan bahan yang digunakan berupa benih ikan patin ukuran 50 gram, pakan
ikan, pupuk organik, molase, aquades, fenol, sodium nitroprusid, alkalin
sitrat, natrium hipoklorit.
3.2.2 Prosedur
Penelitian
a.
Persiapan Wadah
Kolam
terpal bulat dengan diameter 2 m dan tinggi 1 m sebanyak 6 buah kemudian
masing-masing kolam diisi air hingga 80 cm. kolam dengan menggunakan sistem
bioflok sebanyak 3 buah dilakukan penumbuhan bioflok terlebih dahulu.
Penumbuhan bioflok dilakukan dengan memasukkan molase sebanyak 660 gram dan
pakan ikan dengan kandungan protein 30% sebanyak 3 kg sehingga rasio C/N
sekitar 15. Penumbuhan bioflok dilakukan selama 10 hari.
b.
Pemeliharaan Ikan
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 3 bulan. Benih ikan patin
ditebar pada kepadatan 200 ekor/m3. Pemberian pakan dilakukan
sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB dengan FR
sebesar 5%. Pemberian molase dilakukan setiap hari selama pemeliharaan dengan
jumlah sesuai pakan yang diberikan sehingga rasio C/N terjaga sekitar 15 yaitu
setelah pemberian pakan malam atau pada pukul 17.30 WIB.
3.2.3 Prosedur
Penambahan Karbon
Penambahan karbon organik pada media budidaya dilakukan dengan
mengadaptasi perhitungan yang dilakukan oleh De Schryver et al. (2008). Asumsi-asumsi
yang digunakan dalam penelitian antara lain:
1. Kadar protein pakan 30%
2. Kadar nitrogen dalam pakan 4,8%
3. Kadar nitrogen pakan yang terbuang ke media budidaya 75%
4. C/N rasio target 15
5. Kadar karbon dalam molase (%C) 40%
5
|
Berdasarkan
asumsi-asumsi di atas, maka jumlah karbon yang ditambahkan ke dalam media budidaya
adalah sebanyak 0,440 kali jumlah pakan yang diberikan.
3.3 Parameter Pengamatan
3.3.1 Parameter Kualitas Air
a.
Suhu, Oksigen Terlarut
(DO), dan pH
Pengukuran DO dan suhu masing-masing dilakukan dengan menggunakan DO
meter (HANNA Instrument HI9142) dan termometer, sedangkan pengukuran pH dengan
indikator universal.
b. Total Amonia
Nitrogen (NH3+NH4 - N) dan Amonia - Nitrogen (NH- N)
Analisa dilakukan berdasarkan Metode Standar American Public Health Association (APHA) (2005). Sebanyak 25 mL
air sampel yang sebelumnya telah disaring
dengan kertas saring Whatman, larutan blanko (akuades) dan larutan standar ditambahkan 1 mL sodium
nitroprusid (Na2[Fe(CN)5NO].2HO), 1 Ml fenol (C6H5OH), dan 2,5 mL larutan
pengoksidasi (100 mL alkalin sitrat (Na3C6H5O7)
dicampur dengan 25 mL natrium hipoklorit (NaOCl).
Semua sampel kemudian ditutup dengan parafilm,
didiamkan selama 1 jam di ruang gelap lalu diukur nilai absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
640 nm. Besarnya konsentrasi TAN diketahui dengan rumus:
TAN
(NH3 + NH4 – N) =
Nilai amonia nitrogen dapat dihitung dari nilai TAN dengan
terlebih dahulu mengetahui nilai faktor pengali dari tabel persentase amonia
dengan nilai suhu dan pH yang berbeda (Boyd, 1982). Selanjutnya nilai amonia
nitrogen dihitung dengan rumus :
Amonia
– Nitrogen (NH3 – N) =
3.4.Prosedur Pengambilan Data
3.4.1 Kelangsungan Hidup (Survival
Rate)
Tingkat kelangsungan hidup ikan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
(Effendie, 1997):
keterangan:
SR = Survival rate atau kelangsungan hidup
(%)
No = jumlah ikan awal
Nt = jumlah ikan akhir
6
|
Pertumbuhan spesifik dapat diketahui dengan menggunakan rumus
(Huisman, 1976):
Keterangan:
SGR = Specific Growth Rate atau pertumbuhan spesifik (%/hari)
Wo = bobot ikan awal (kg)
Wt = bobot ikan akhir
(kg)
t = waktu (hari)
3.4.3 Pertambahan Bobot Harian (Average Daily Gain/ ADG)
Pertambahan
bobot harian ADG dapat diketahui dengan menggunakan rumus (Effendie, 1997):
ADG =
Keterangan:
ADG = Average
Daily Gain atau pertambahan bobot harian (g/hari)
Wo = bobot ikan awal (g)
Wt = bobot ikan akhir (g)
t = waktu (hari)
3.4.4 Efisiensi Pakan
(EP)
Efisiensi pakan diperoleh melalui persentase jumlah biomassa ikan
yang dihasilkan dibandingkan jumlah pakan yang diberikan. Efisiensi pakan
dihitung
dengan menggunakan rumus (Effendie, 1997):
Keterangan:
EP = efisiensi pakan
(%)
Bo = bobot ikan awal
(kg)
Bt = bobot ikan akhir
(kg)
Bd = bobot ikan mati
(kg)
F = jumlah pakan (kg)
7
|
Rasio konversi pakan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Tacon, 1987):
FCR=
Keterangan:
FCR = rasio konversi pakan
Pakan = bobot ikan awal (kg)
∆
Biomassa = selisih biomassa pada awal
dan akhir pemeliharaan (kg)
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian diamati dengan
menggunakan T-test dengan selang kepercayaan 95% (α = 0,05).
BAB 4.
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Adapun anggaran yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
:
No
|
Jenis Pengeluaran
|
Biaya (Rp)
|
1.
|
Peralatan penunjang
|
6.620.000
|
2.
|
Bahan habis pakai
|
4.860.000
|
3.
|
Perjalanan
|
220.000
|
4.
|
Administrasi, laporan
|
407.000
|
|
Jumlah
|
12.107.000
|
(untuk rincian dana lebih
lengkapnya dapat dilihat di lampiran 2)
8
|
Jadwal pelaksanaan kegiatan dapat
dilihat pada tabel berikut (tabel ini disajikan hanya dalam satu siklus budidaya) :
No
|
Pelaksanakaan Kegiatan
|
Bulan Ke-
|
|||||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||||||||||||||
1
|
Pengadaan alat dan bahan dan konsultasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Observasi tempat penelitian dan cek alat dan bahan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pelaksanaan Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Analisis hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Pembahasan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Evaluasi penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Konsultasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Pelaporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Avnimelech Y. 1999. Carbon/nitrogen ratio as a control element in
aquaculture system. Aquaculture
176, 227-235.
Avnimelech Y. 2007. Feeding
with microbial flocs by tilapia in minimal discharge bio-flocs technology
ponds. Aquaculture 264, 140–147.
Avnimelech Y. 2009. Biofloc
Technology. A Practical Guide Book: World Aquaculture Society. United
States
De Schryver P, Crab R, Defoirdt T, Boon N, Verstraete W. 2008.
The basics of
bio-flocs technology: The added value for
aquaculture. Aquaculture 277, 125-137.
Ebeling JM, Timmons MB, Bisogni JJ. 2006. Engineering analysis of
the stoichiometry of
photoautotrophic, autotrophic and heterotrophic removal of ammonia–nitrogen in aquaculture systems. Aquaculture 257, 346-358.
9
|
Ekasari J. 2008. Bio-flocs technology: the effect of different
carbon source, salinity and the addition of probiotics on the primary
nutritional value of the bio-flocs. Thesis. Faculty of Bioscience
Engineering. Ghent University. 72 hal.
Hargreaves, JA., 2006. Photosynthetic suspended-growth systems in
aquaculture.
Aquacultural Engineering 34, 344–363.
Hari B, Kurup BM, Varghese JT, Schrama JW, Verdegem MCJ. 2004.
Effects of carbohydrate addition on production in extensive shrimp
culture systems. Aquaculture 241,
179–194.
Huisman, EA. 1976. Principles
of Fish Production. Department of Fish Culture and Fisheries.
Wageningen Agricultural University, The Netherlands. 170 hal.
Kordi, G. H. 2010. Budidaya
Ikan Patin di Kolam Terpal. Lily Publisher. Yogyakarta.
Lechevallier MW, Schulz W, Lee RG. 1991. Bacterial nutrients in
drinking water. Applied and Environmental
Microbiology 57(3), 857-862.
McIntosh RP. 2000. Changing paradigms in shrimp farming : V.
establishment of heterotrophic bacterial communities. Global Aquaculture Alliance. The Advocate, 52-54.
Paturau M. 1982. By products of the cane sugar industry : An Introduction to Their Industrial
Utilization Second Completely Revised Edition. Elsevier Scientific Publishing Company. Amsterdam. 366 hal.
Quan ZX, Jin YS, Yin CR, Lee JJ, Lee ST. 2005. Hydrolyzed molasses
as an external carbon source in biological nitrogen removal. Bioresource Technology 96, 1690–1695.
Schneider O, Sereti V, Eding EH, Verreth JAJ. 2006. Molasses as C
source for heterotrophic bacteria production on solid fish waste. Aquaculture 261, 1239–1248.
Susanto, H dan Amri, K. 2002. Budidaya
Ikan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta. 90 hal.
10
|
12
|
Biodata Anggota
A.
14
|
1
|
Nama Lengkap
|
Maryani
|
2
|
Jenis Kelamin
|
L
|
3
|
Program Studi
|
Budidaya
Perairan/Perikanan
|
4
|
NPM
|
1114111032
|
5
|
Tempat dan Tanggal Lahir
|
Tanjung Waras, 17 Oktober
1992
|
6
|
E-mail
|
|
7
|
Nomor Telepon/HP
|
087899280800
|
Riwayat Pendidikan
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
Nama Institusi
|
MI Nurul Iman,
Tanjung Waras
|
Mts Darul Hudha,
Bukit Kemuning
|
SMK Negeri 01 Bukit
Kemuning
|
Jurusan
|
-
|
-
|
IPA
|
Tahun Masuk-Lulus
|
1998-2004
|
2004-2007
|
2007-2010
|
Semua data yang saya isikan dan
tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program
Kreativitas – Penelitian.
Bandar Lampung, 20
September 2014
Pengusul,
(Maryani)
16
|
1. Peralatan Penunjang
Material
|
Justifikasi Pemakaian
|
Kuantitas
|
Harga Satuan
(Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Kolam terpal
bundar
|
Buah
|
6
|
300.000
|
1.800.000
|
blower
|
Buah
|
1
|
1.000.000
|
1.000.000
|
selang
|
Meter
|
20
|
10.000
|
200.000
|
aerator
|
Buah
|
2
|
100.000
|
200.000
|
Alat pengukur
kualitas air
|
Buah
|
1
|
1.000.000
|
1.000.000
|
ember
|
Buah
|
2
|
25.000
|
50.000
|
bak
|
Buah
|
2
|
50.000
|
100.000
|
Serokan ikan
|
Buah
|
2
|
35.000
|
70.000
|
pipa
|
Meter
|
10
|
20.000
|
200.000
|
kamera
|
Buah
|
1
|
1.300.000
|
1.300.000
|
Jasa
penggunaan laboratorium
|
Siklus
|
1
|
500.000
|
500.000
|
Koneksi
internet
|
Bulan
|
4
|
50.000
|
200.000
|
Sub Total (Rp)
|
6.620.000
|
2. Bahan Habis Pakai
Material
|
Justifikasi
Pemakaian
|
Kuantitas
|
Harga Satuan
(Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Molase
|
Liter
|
20
|
50.000
|
1.000.000
|
Bahan-bahan
Kimia
|
Buah
|
10
|
200.000
|
2.000.000
|
Air
|
Liter
|
50
|
1.000
|
50.000
|
Pupuk organik
|
Kg
|
4
|
10.000
|
40.000
|
Benih ikan
patin
|
Ekor
|
500
|
400
|
200.000
|
Pakan ikan
|
Kg
|
100
|
13.000
|
1.300.000
|
Kertas saring
whatman
|
Buah
|
10
|
10.000
|
100.000
|
Parafilm
|
Buah
|
10
|
10.000
|
100.000
|
Kertas A4
|
Rim
|
2
|
35.000
|
70.000
|
Sub Total (Rp)
|
4.860.000
|
3.
17
|
Material
|
Justifikasi
Pemakaian
|
Kuantitas
|
Harga Satuan
(Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Pembelian
benih ikan
|
Kali
|
1
|
20.000
|
20.000
|
Pembelian alat
dan bahan
|
Kali
|
2
|
25.000
|
50.000
|
Biaya
pengiriman kolam
|
Kali
|
1
|
50.000
|
50.000
|
konsultasi
|
Kali
|
5
|
20.000
|
100.000
|
Sub Total (Rp)
|
220.000
|
4. Lain-lain
Material
|
Justifikasi
Pemakaian
|
Kuantitas
|
Harga Satuan
(Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Pembuatan
laporan
|
Buah
|
3
|
19.000
|
57.000
|
dokumentasi
|
Kali
|
5
|
10.000
|
50.000
|
komunikasi
|
Kali
|
6
|
50.000
|
300.000
|
Sub Total (Rp)
|
407.000
|
18
|
No.
|
Nama/NIM
|
Program
Studi
|
Bidang
Ilmu
|
Alokasi Waktu (jam/Minggu)
|
Uraian Tugas
|
1
|
Aan Pratama
|
Budidaya Perairan
|
Perikanan
|
28
|
·
Koordinator penelitian
·
penanggung jawab pengukuran parameter kualitas
air
|
2
|
Acib Saputra Dwi Yuda
|
Budidaya Perairan
|
Perikanan
|
24
|
·
Sekretaris penelitian
·
Penanggung jawab pemberian pakan dan
penambahan karbon
|
3
|
Maryani
|
Budidaya Perairan
|
Perikanan
|
22
|
·
Penanggung jawab pertumbuhan bakteri
heterotrof
·
dokumentasi
|
4
|
Diah Permatasari
|
Budidaya Perairan
|
Perikanan
|
22
|
·
Bendahara
·
Penanggung jawab perhitungan parameter
produksi
|
Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan
Pembagi Tugas
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK
INDONESIAUNIVERSITAS LAMPUNG
Jln.
Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telp.
(0721) 701609, 702603, 702971, 703475, 701252 Fax. (0721) 702767
SURAT
PERNYATAAN KETUA PELAKSANA
Yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Aan Pratama
NPM :
1114111001
Program Studi :
Budidaya Perairan
Fakultas :
Pertanian
Dengan ini menyatakan bahwa usulan ini sesuai dengan
bidang PKM saya dengan judul:
“Penerapan Teknologi Bioflok pada Budidaya Ikan
Patin (Pangasius Sp.) dengan
Kepadatan Penebaran Tinggi”
Yang diusulkan untuk
tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga
atau sumber dana lain.
Bilamana dikemudian
hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia di
tuntut dan di proses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya kegiatan yang sudah diterima di kas negara
Demikian pernyataan ini
dibuat dengan sesungguhnya dengan sebenar-benarnya.
Bandar lampung, 5 Maret
2015
Mengetahui
Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan
dan
Alumni Pengusul
Prof. Dr. Sunarto D.M, S.H.,
M.H. Aan Pratama
NIP. 195411121986031003 NPM.
1114111001
keren....
BalasHapussemoga aja aku bisa. aamiin
nice pos gan https://spacexzone.com/
BalasHapus