Kamis, 16 April 2015

contoh proposal PKM-P 2014







USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Penerapan Teknologi Bioflok pada Budidaya Ikan Patin (Pangasius sp.) dengan Kepadatan Penebaran Tinggi

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Aan Pratama                           1114111001 (angkatan 2011)
Acib Saputra Dwi Yuda         1114111002 (angkatan 2011)
Maryani                                   1114111032 (angkatan 2011)
Diah Permatasari                     1314111018 (angkatan 2013)









UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG

                                                                             2014

 
 PENGESAHAN PKM-KEWIRAUSAHAAN
1.      Judul Kegiatan                                          : Penerapan Teknologi Bioflok pada Budidaya Ikan Patin (Pangasius Sp.) dengan Kepadatan Penebaran Tinggi
2.      Bidang Kegiatan                                       : PKM-P
3.      Ketua Pelaksana Kegiatan                       
a.       Nama Lengkap                                    : Aan Pratama
b.      NPM                                                   : 1114111001
c.       Jurusan                                                : Budidaya Perairan
d.      Universitas                                          : Lampung
e.       Alamat Rumah dan NoTel./HP           : Desa Cempaka Nuban, Kec.     Batanghari Nuban, Lampung Timur/ 08976101079
f.       Alamat email                                       : pratamaaan222@yahoo.com
4.      Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis       :3 (tiga) orang
5.      Dosen Pendamping                                  
a.       Nama Lengkap dan Gelar                              : Dr. Supono, S.Pi., M.Si
b.      NIDN                                                              : 0002107003
c.       Alamat Rumah dan No Tel./HP                     : Taman Palem Permai Blok F No.  14 Hajimena, Natar
6.      Biaya Kegiatan Total                                : Rp 12.170.000
7.      Jangka Waktu Pelaksanaan                       : 4 bulan

Bandar Lampung, 5 Maret 2015
Menyetujui
Wakil Dekan III Fakultas Pertanian                Ketua Pelaksana Kegiatan

( Ir. Syahrio Tantalo YS, M.P.)                        ( Aan Pratama)
NIP. 19610606198603 1 004                            NPM.1114111001

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan             Dosen Pendamping

(Prof. Dr. Sunarto, S.H., M.H)                         (Dr. Supono, S.Pi., M.Si
NIP. 195411121986031003                             NIDN. 0002107003


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL..................................................................................... iv
RINGKASAN............................................................................................ v

BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................... 1           
1.1  Latar Belakang................................................................................ 1
1.2  Perumusan Masalah........................................................................ 2           
1.3  Tujuan............................................................................................. 2           
1.4  Luaran yang Diharapkan................................................................. 2
1.5  Kegunaan .......................................................................................  2           

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 2
BAB 3. METODE PENELITIAN ............................................................  4
3.1 Waktu dan Tempat......................................................................... 4           
3.2 Metode Penelitian........................................................................... 4
3.3 Parameter Pengamatan.................................................................... 5
3.4 Prosedur Pengambilan Data............................................................ 5
3.5 Analisis Data.................................................................................... 7           

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN....................................... 7
4.1 Anggaran Biaya.............................................................................. 7           
4.2 Jadwal Kegiatan............................................................................. 8           

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 8
LAMPIRAN 1.......................................................................................... 11
LAMPIRAN 2.......................................................................................... 16
LAMPIRAN 3.......................................................................................... 18
LAMPIRAN 4.......................................................................................... 19














 
DAFTAR TABEL

Tabel 1........................................................................................................ 3












































iv
 
RINGKASAN

Bertambahnya permintaan akan konsumsi ikan patin di masyarakat menyebabkan banyak pembudidaya menerapkan sistem budidaya intensif dengan densitas yang tinggi. Penerapan budidaya dengan sistem intensif akan meningkatkan penggunaan pakan pelet yang banyak yang cenderung dapat meningkatkan jumlah amonia terlarut dalam kolam budidaya. Keberadaan amonia yang tinggi dalam kolam dapat menimbulkan masalah serius bagi para pembudidaya karena amonia bersifat toxic bagi ikan sehingga dapat menyebabkan kematian yang berujung pada kerugian. Teknologi bioflok adalah salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Prinsip kerjanya adalah dengan mengontrol nitrogen anorganik dengan cara penambahan karbon organik yang akan meningkatkan rasio C/N terlarut dalam perairan untuk menumbuhkan bakteri heterotrof dalam kolam. Kumpulan dari bakteri heterotrof tersebut akan membentuk flok bersama dengan mikroba yang lain sehingga flok yang terbentuk dapat dimanfaatkan ikan sebagai pakan tambahan yang mengandung protein yang baik untuk pertumbuhan ikan.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penerapan sistem bioflok terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan patin pada budidaya super intensif dengan padat tebar yang tinggi. Ikan yang digunakan adalah ikan patin (Pangasius sp.) yang berasal dari Desa Tanggul Rejo, Lampung Tengah yang dipelihara pada kolam terpal bulat dengan diameter 2 m dan tinggi 1 m sebanyak 6 kolam selama 3 bulan masa pemeliharaan. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan 2 perlakuan yaitu budidaya dengan teknologi bioflok dan budidaya tanpa penerapan teknologi bioflok. Masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali ulangan untuk mendapatkan hasil yang baik. Untuk teknologi bioflok, metodenya adalah dengan menambahkan unsur C yang terkandung dalam molase, gula atau tepung terigu yang mengikat unsur N dalam kolam sehingga dapat menumbuhkan bakteri heterotrof yang dapat membentuk flok. Jumlah C/N yang dibutuhkan berkisar antara 1:15 - 1:20, artinya terdapat 1 molekul karbon disetiap 15 atau 20 molekul nitrogen. Selain jumlah C/N yang harus sesuai, pada kolam budidaya juga perlu dilengkapi dengan aerasi agar jumlah oksigen terlarut dalam kolam terpenuhi. Selain itu fungsi aerasi adalah untuk mengaduk partikel-partikel seperti sisa pakan dan feses agar tidak mengendap di dasar kolam. Setelah 3 bulan pemeliharaan, ikan kemudian dihitung tingkat kelulushidupan dan pertumbuhannya pada masing-masing kolam. Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kelulushidupan dan pertumbuhan ikan patin (Pangasius sp.) dengan kepadatan penebaran tinggi pada budidaya super intensif.








v
 
1
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kebutuhan akan makanan semakin lama semakin bertambah seperti halnya kebutuhan terhadap bahan makanan seperti ikan. Kebutuhan ikan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan pasokan ikan di pasaran berkurang, yang artinya jumlah permintaan di pasar pun semakin bertambah. Ikan patin merupakan salah satu ikan air tawar yang digemari masyarakat Indonesia. Khususnya di propinsi Lampung, ikan patin banyak dibudidayakan di Kabupaten Lampung Tengah yang menjadikan daerah ini sebagai salah satu produsen ikan patin terbesar di Lampung sehingga sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi sentra budidaya ikan patin di Propinsi Lampung. Besarnya permintaan pasar terhadap ikan patin, mendorong pembudidaya meningkatkan produktivitas kolamnya. Para pembudidaya banyak yang menerapkan sistem budidaya intensif sebagai upaya pemenuhan permintaan ikan di pasaran dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak.
Sistem budidaya intensif berarti melakukan pemeliharaan ikan dengan kepadatan tinggi, pemberian pakan berkualitas atau berprotein tinggi serta manajemen kualitas air yang baik (Ebeling et al., 2006). Peningkatan jumlah pakan tinggi protein pada budidaya intensif dapat menyebabkan penurunan kualitas perairan budidaya. Menurut Avnimelech (2009), dari total pakan yang diberikan hanya sekitar 20-25% protein dalam pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ikan, sisanya akan diekskresikan dalam bentuk amonia dan dibuang dalam feses yang kemudian akan terdekomposisi.
Teknologi bioflok adalah salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Prinsip kerjanya adalah dengan mengontrol nitrogen anorganik dengan cara penambahan karbon organik yang akan meningkatkan rasio C/N terlarut dalam perairan untuk menumbuhkan bakteri heterotrof dalam kolam. Kumpulan dari bakteri heterotrof tersebut akan membentuk flok bersama dengan mikroba yang lain sehingga flok yang terbentuk dapat dimanfaatkan ikan sebagai pakan tambahan yang mengandung protein yang baik untuk pertumbuhan ikan.
Penelitian tentang teknologi bioflok selama ini masih di sekitaran budidaya udang vanamei, ikan nila dan ikan lele, sedangkan untuk budidaya jenis ikan air tawar lainnya belum ada penelitian lanjutan terkait teknologi ini. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan mencoba menerapkan teknologi bioflok pada budidaya ikan patin sebagai komoditas air tawar yang banyak digemari oleh masyrakat. Patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar asli Indonesia yang tersebar di sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan. Daging ikan patin memiliki kandungan kalori dan protein yang cukup tinggi, rasa dagingnya khas, lezat dan gurih sehingga digemari oleh masyarakat. Ikan patin dinilai lebih aman untuk kesehatan karena kadar kolesterolnya rendah dibandingkan dengan daging hewan ternak. Selain itu ikan patin memiliki beberapa kelebihan lain, yaitu ukuran per individunya besar
2
dan di alam panjangnya bisa mencapai 120 cm (Susanto dan Amri, 2002).  Beberapa kelebihan tersebut menyebabkan harga jual ikan patin tinggi dan sebagai komoditi yang berprospek cerah untuk dibudidayakan.

1.2  Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana cara menerapkan teknologi bioflok pada budidaya ikan patin dengan kepadatan penebaran yang tinggi.
2.      Bagaimana pengaruh penerapan teknologi bioflok pada budidaya ikan patin terhadap pertumbuhan dan hasil panen.

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Mempelajari teknologi bioflok pada budidaya ikan patin dengan kepadatan penebaran yang tinggi.
2.      Mempelajari pengaruh penerapan sistem bioflok terhadap nilai pertumbuhan, kelangsungan hidup dan hasil panen pada budidaya ikan patin.

1.4  Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah keberhasilan penerapan teknologi bioflok pada budidaya ikan patin dengan kepadatan penebaran tinggi dengan melihat nilai kelulushidupan (SR) dan pertumbuhan (SGR) yang tinggi serta parameter kualitas air yang baik. Selain itu penelitian ini diharapkan mampu menjadi gambaran atau terobosan baru bagi para pembudidaya ikan khususnya ikan patin untuk dapat meningkatkan produksinya dengan penerapan teknologi bioflok pada kegiatan budidaya yang dilakukan.

1.5  Kegunaan
Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi baru mengenai penerapan teknologi bioflok pada komoditas ikan air tawar yang berbeda dan juga sebagai gambaran atau rujukan bagi para pembudidaya ikan untuk dapat menerapkan teknologi bioflok pada budidaya yang dilakukan agar produksinya meningkat dengan biaya produksi yang relatif kecil.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan patin (Pangasius sp.) adalah salah satu ikan asli perairan Indonesia yang telah berhasil didomestikasi. Jenis–jenis ikan patin di Indonesia sangat banyak, antara lain Pangasius jambal, Pangasius humeralis, Pangasius  lithostoma, Pangasius nasutus, pangasius polyuranodon, Pangasius niewenhuisii.
3
Menurut Kordi (2010) klasifikasi ikan patin sebagai berikut:
Filum               : Chordata
Klas                 : Pisces
Ordo                : Siluriformes
Famili              : Panfasidae
Genus              : Pangasius
Spesies : Pangasius djambal dan P. hypophthalmus
 Teknologi bioflok merupakan teknologi budidaya yang didasarkan pada prinsip asimilasi nitrogen anorganik (amonia, nitrit dan nitrat) oleh komunitas mikroba (bakteri heterotrof) yang kemudian membentuk flok, bakteri filamen, mikroalga (fitoplankton),  protozoa, bahan organik serta pemakan bakteri (De Schryver et al., 2008; Hargreaves, 2006; Avnimelech, 2007) dan dapat mencapai ukuran hingga 1000 µm (De Schryver et al., 2008). C/N rasio optimal untuk produksi bakteri heterotrof berkisar antara 12-15 g : 1 g.   Bioflok kemudian dimanfaatkan sebagai pakan ikan sehingga dapat mengurangi kebutuhan protein pakan (Avnimelech, 1999). 
Beberapa faktor kunci pengembangan sistem heterotrof dalam budidaya yaitu: (1) padat tebar tinggi, (2) aerasi cukup untuk mempertahankan pencampuran (mixing) air, dan (3) input bahan organik yang tinggi yang akan dimanfaatkan sebagai sumber makanan oleh ikan dan bakteri, serta dapat menciptakan keseimbangan nutrien yang dibutuhkan bakteri seperti karbon dan nitrogen (McIntosh, 2000). Sumber karbon organik yang akan ditambahkan berupa molase (Schneider et al., 2006).
Molase telah dimanfaatkan secara luas sebagai sumber karbon untuk proses denitrifikasi, fermentasi anaerob, konversi limbah hingga kegiatan akuakultur (Quan et al., 2005; Schneider et al., 2006).

Komposisi kimia molase dapat dilihat pada Tabel 1.
Table 1. komposisi kimia molase
Komponen                                      Kisaran (%)                        Rata-rata (%)
Air                                                       17-25                                    20
Sukrosa                                                30-40                                    35
Glukosa                                                 4-9                                        7
Fruktosa                                                5-12                                      9
Gula pereduksi                                      1-5                                        3
Karbohidrat lain                                    2-5                                        4
Abu                                                       7-25                                      25
Komponen nitrogen                              2-6                                       4,5
Asam bukan nitrogen                            2-8                                        5
Wax, steroid, dan fosfolipid                0,1-1                                     0,4
Sumber: Paturau (1982)

4
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai pada minggu pertama di bulan ke dua setelah dana hibah PKM cair. Pemeliharaan ikan dilakukan di laboratorium basah gedung K Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolam terpal bulat sebanyak 6 buah, aerator, thermometer, DO meter, spektrofotometer, kertas saring whatman, parafilm, serokan, ember, selang, karung plastik, pipa. Sedangkan bahan yang digunakan berupa benih ikan patin ukuran 50 gram, pakan ikan, pupuk organik, molase, aquades, fenol, sodium nitroprusid, alkalin sitrat, natrium hipoklorit.

3.2.2 Prosedur Penelitian
a.      Persiapan Wadah
Kolam terpal bulat dengan diameter 2 m dan tinggi 1 m sebanyak 6 buah kemudian masing-masing kolam diisi air hingga 80 cm. kolam dengan menggunakan sistem bioflok sebanyak 3 buah dilakukan penumbuhan bioflok terlebih dahulu. Penumbuhan bioflok dilakukan dengan memasukkan molase sebanyak 660 gram dan pakan ikan dengan kandungan protein 30% sebanyak 3 kg sehingga rasio C/N sekitar 15. Penumbuhan bioflok dilakukan selama 10 hari.
b.      Pemeliharaan Ikan
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 3 bulan. Benih ikan patin ditebar pada kepadatan 200 ekor/m3. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB dengan FR sebesar 5%. Pemberian molase dilakukan setiap hari selama pemeliharaan dengan jumlah sesuai pakan yang diberikan sehingga rasio C/N terjaga sekitar 15 yaitu setelah pemberian pakan malam atau pada pukul 17.30 WIB.

3.2.3 Prosedur Penambahan Karbon
Penambahan karbon organik pada media budidaya dilakukan dengan mengadaptasi perhitungan yang dilakukan oleh De Schryver et al. (2008). Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian antara lain:
1. Kadar protein pakan 30%
2. Kadar nitrogen dalam pakan 4,8%
3. Kadar nitrogen pakan yang terbuang ke media budidaya 75%
4. C/N rasio target 15
5. Kadar karbon dalam molase (%C) 40%
5
6. Kadar karbon dalam pakan (%C) 50%
Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka jumlah karbon yang ditambahkan ke dalam media budidaya adalah sebanyak 0,440 kali jumlah pakan yang diberikan.
3.3 Parameter Pengamatan
3.3.1 Parameter Kualitas Air
a.       Suhu, Oksigen Terlarut (DO), dan pH
Pengukuran DO dan suhu masing-masing dilakukan dengan menggunakan DO meter (HANNA Instrument HI9142) dan termometer, sedangkan pengukuran pH dengan indikator universal.
b.       Total Amonia Nitrogen (NH3+NH4 - N) dan Amonia - Nitrogen (NH- N)
Analisa dilakukan berdasarkan Metode Standar American Public Health Association (APHA) (2005). Sebanyak 25 mL air sampel yang sebelumnya telah disaring dengan kertas saring Whatman, larutan blanko (akuades) dan larutan standar ditambahkan 1 mL sodium nitroprusid (Na2[Fe(CN)5NO].2HO), 1 Ml fenol (C6H5OH), dan 2,5 mL larutan pengoksidasi (100 mL alkalin sitrat (Na3C6H5O7) dicampur dengan 25 mL natrium hipoklorit (NaOCl). Semua sampel kemudian ditutup dengan parafilm, didiamkan selama 1 jam di ruang gelap lalu diukur nilai absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm. Besarnya konsentrasi TAN diketahui dengan rumus:

TAN (NH3 + NH4 – N) =

Nilai amonia nitrogen dapat dihitung dari nilai TAN dengan terlebih dahulu mengetahui nilai faktor pengali dari tabel persentase amonia dengan nilai suhu dan pH yang berbeda (Boyd, 1982). Selanjutnya nilai amonia nitrogen dihitung dengan rumus :
Amonia – Nitrogen (NH3 – N) =

3.4.Prosedur Pengambilan Data
3.4.1 Kelangsungan Hidup (Survival Rate)
Tingkat kelangsungan hidup ikan dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Effendie, 1997):
keterangan:
SR       = Survival rate atau kelangsungan hidup (%)
No       = jumlah ikan awal
Nt        = jumlah ikan akhir

6
3.4.2 Pertumbuhan Spesifik (Specific Growth Rate / SGR)
Pertumbuhan spesifik dapat diketahui dengan menggunakan rumus (Huisman, 1976):

Keterangan:
SGR    = Specific Growth Rate atau pertumbuhan spesifik (%/hari)
Wo      = bobot ikan awal (kg)
Wt       = bobot ikan akhir (kg)
t           = waktu (hari)

3.4.3 Pertambahan Bobot Harian (Average Daily Gain/ ADG)
Pertambahan bobot harian ADG dapat diketahui dengan menggunakan rumus (Effendie, 1997):
ADG =

Keterangan:
ADG   = Average Daily Gain atau pertambahan bobot harian (g/hari)
Wo      = bobot ikan awal (g)
Wt       = bobot ikan akhir (g)
t           = waktu (hari)
3.4.4 Efisiensi Pakan (EP)
Efisiensi pakan diperoleh melalui persentase jumlah biomassa ikan yang dihasilkan dibandingkan jumlah pakan yang diberikan. Efisiensi pakan dihitung
dengan menggunakan rumus (Effendie, 1997):

Keterangan:
EP       = efisiensi pakan (%)
Bo       = bobot ikan awal (kg)
Bt        = bobot ikan akhir (kg)
Bd       = bobot ikan mati (kg)
F          = jumlah pakan (kg)


7
3.4.5 Rasio Konversi Pakan (Feed Corversion Ratio /FCR)
Rasio konversi pakan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Tacon, 1987):

FCR=

Keterangan:
FCR                = rasio konversi pakan
Pakan           = bobot ikan awal (kg)
∆ Biomassa     = selisih biomassa pada awal dan akhir pemeliharaan (kg)

3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian diamati dengan menggunakan T-test dengan selang kepercayaan 95% (α = 0,05).

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya
Adapun anggaran yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
No
Jenis Pengeluaran
Biaya (Rp)
1.
Peralatan penunjang
6.620.000
2.
Bahan habis pakai
4.860.000
3.
Perjalanan
220.000
4.
Administrasi, laporan
407.000

Jumlah
12.107.000
(untuk rincian dana lebih lengkapnya dapat dilihat di lampiran 2)
















8
4.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut (tabel ini disajikan hanya dalam satu siklus budidaya) :
No
Pelaksanakaan Kegiatan
Bulan Ke-
I
II
III
IV
1
Pengadaan alat dan bahan dan konsultasi
















2
Observasi tempat penelitian dan cek alat dan bahan
















3
Pelaksanaan Penelitian
















4
Analisis hasil
















5
Pembahasan
















6
Evaluasi penelitian
















7
Konsultasi
















8
Pelaporan

















DAFTAR PUSTAKA

Avnimelech Y. 1999. Carbon/nitrogen ratio as a control element in aquaculture  system. Aquaculture 176, 227-235.

Avnimelech Y. 2007.  Feeding with microbial flocs by tilapia in minimal discharge bio-flocs technology ponds. Aquaculture 264, 140–147.

Avnimelech Y. 2009. Biofloc Technology. A Practical Guide Book: World Aquaculture Society. United States

De Schryver P, Crab R, Defoirdt T, Boon N, Verstraete W.  2008.  The basics of
                 bio-flocs technology: The added value for aquaculture.  Aquaculture 277,  125-137.

Ebeling JM, Timmons MB, Bisogni JJ. 2006. Engineering analysis of the  stoichiometry of photoautotrophic, autotrophic and heterotrophic removal of ammonia–nitrogen in aquaculture systems. Aquaculture 257, 346-358.

9
Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan.Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Ekasari J.  2008.  Bio-flocs technology: the effect of different carbon source,  salinity and the addition of probiotics on the primary nutritional value of the bio-flocs. Thesis. Faculty of Bioscience Engineering. Ghent University. 72 hal.

Hargreaves, JA., 2006. Photosynthetic suspended-growth systems in aquaculture.
                 Aquacultural Engineering 34, 344–363.
Hari B, Kurup BM, Varghese JT, Schrama JW, Verdegem MCJ. 2004. Effects of  carbohydrate addition on production in extensive shrimp culture systems. Aquaculture 241, 179–194.

Huisman, EA. 1976. Principles of Fish Production. Department of Fish Culture  and Fisheries. Wageningen Agricultural University, The Netherlands. 170  hal.

Kordi, G. H. 2010. Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal. Lily Publisher.  Yogyakarta.

Lechevallier MW, Schulz W, Lee RG. 1991. Bacterial nutrients in drinking water.  Applied and Environmental Microbiology  57(3), 857-862.

McIntosh RP. 2000. Changing paradigms in shrimp farming : V. establishment of heterotrophic bacterial communities. Global Aquaculture Alliance. The Advocate, 52-54.

Paturau M. 1982. By products of the cane sugar industry : An Introduction to Their  Industrial Utilization Second Completely Revised Edition. Elsevier Scientific Publishing Company. Amsterdam. 366 hal.

Quan ZX, Jin YS, Yin CR, Lee JJ, Lee ST. 2005. Hydrolyzed molasses as an external carbon source in biological nitrogen removal. Bioresource Technology 96, 1690–1695.

Schneider O, Sereti V, Eding EH, Verreth JAJ. 2006. Molasses as C source for  heterotrophic bacteria production on solid fish waste. Aquaculture 261, 1239–1248.

Susanto, H dan Amri, K. 2002. Budidaya Ikan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta. 90 hal.
10
Tacon  AGJ. 1987. The nutrition and feeding of farmed fish and shrimp - A Training Manual. 2. Nutrient Sources and Composition. FAO Field Document, Project GCP/RLA/075/ ITA. Field Document 5/E, Brasilia, Brazil. 129 hal.







































12
 




















































































Biodata Anggota
 



























A.   
14
Identitas Diri Anggota 2
1
Nama Lengkap
Maryani
2
Jenis Kelamin
L
3
Program Studi
Budidaya Perairan/Perikanan
4
NPM
1114111032
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Tanjung Waras, 17 Oktober 1992
6
E-mail
7
Nomor Telepon/HP
087899280800

Riwayat Pendidikan

SD
SMP
SMA
Nama Institusi
MI Nurul Iman, Tanjung Waras
Mts Darul Hudha, Bukit Kemuning
SMK Negeri 01 Bukit Kemuning
Jurusan
-
-
IPA
Tahun Masuk-Lulus
1998-2004
2004-2007
2007-2010

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas – Penelitian.

Bandar Lampung, 20 September 2014
                                            Pengusul,
 


                                            (Maryani)






 




























16
Lampiran 2
1.      Peralatan Penunjang
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Kolam terpal bundar
Buah
6
300.000
1.800.000
blower
Buah
1
1.000.000
1.000.000
selang
Meter
20
10.000
200.000
aerator
Buah
2
100.000
200.000
Alat pengukur kualitas air
Buah
1
1.000.000
1.000.000
ember
Buah
2
25.000
50.000
bak
Buah
2
50.000
100.000
Serokan ikan
Buah
2
35.000
70.000
pipa
Meter
10
20.000
200.000
kamera
Buah
1
1.300.000
1.300.000
Jasa penggunaan laboratorium
Siklus
1
500.000
500.000
Koneksi internet
Bulan
4
50.000
200.000
Sub Total (Rp)
6.620.000

2.      Bahan Habis Pakai
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Molase
Liter
20
50.000
1.000.000
Bahan-bahan Kimia
Buah
10
200.000
2.000.000
Air
Liter
50
1.000
50.000
Pupuk organik
Kg
4
10.000
40.000
Benih ikan patin
Ekor
500
400
200.000
Pakan ikan
Kg
100
13.000
1.300.000
Kertas saring whatman
Buah
10
10.000
100.000
Parafilm
Buah
10
10.000
100.000
Kertas A4
Rim
2
35.000
70.000
Sub Total (Rp)
4.860.000



3.     
17
Biaya Perjalanan
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Pembelian benih ikan
Kali
1
20.000
20.000
Pembelian alat dan bahan
Kali
2
25.000
50.000
Biaya pengiriman kolam
Kali
1
50.000
50.000
konsultasi
Kali
5
20.000
100.000
Sub Total (Rp)
220.000

4.      Lain-lain
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Pembuatan laporan
Buah
3
19.000
57.000
dokumentasi
Kali
5
10.000
50.000
komunikasi
Kali
6
50.000
300.000
Sub Total (Rp)
407.000














18
Lampiran 3.
No.
Nama/NIM
Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi Waktu (jam/Minggu)
Uraian Tugas
1
Aan Pratama
Budidaya Perairan
Perikanan
28
·         Koordinator penelitian
·         penanggung jawab pengukuran parameter kualitas air
2
Acib Saputra Dwi Yuda
Budidaya Perairan
Perikanan
24
·         Sekretaris penelitian
·         Penanggung jawab pemberian pakan dan penambahan karbon
3
Maryani
Budidaya Perairan
Perikanan
22
·         Penanggung jawab pertumbuhan bakteri heterotrof
·         dokumentasi
4
Diah Permatasari
Budidaya Perairan
Perikanan
22
·         Bendahara
·         Penanggung jawab perhitungan parameter produksi
Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagi Tugas





KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIAUNIVERSITAS LAMPUNG
Jln. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telp. (0721) 701609, 702603, 702971, 703475, 701252 Fax. (0721) 702767
 

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama                                       : Aan Pratama
NPM                                       : 1114111001
Program Studi                         : Budidaya Perairan
Fakultas                                   : Pertanian

Dengan ini menyatakan bahwa usulan ini sesuai dengan bidang PKM saya dengan judul:
“Penerapan Teknologi Bioflok pada Budidaya Ikan Patin (Pangasius Sp.) dengan Kepadatan Penebaran Tinggi”
Yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia di tuntut dan di proses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya kegiatan yang sudah diterima di kas negara
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dengan sebenar-benarnya.

Bandar lampung, 5 Maret 2015
Mengetahui                                                                            
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni                                                                             Pengusul



Prof. Dr. Sunarto D.M, S.H., M.H.                                     Aan Pratama
NIP. 195411121986031003                                                   NPM. 1114111001







































Tidak ada komentar:

Posting Komentar